KERAJINAN ROTAN
Usaha Kerajinan Rotan bagi masyarakat Indonesia umumnya merupakan usaha yang telah lama ditekuni dan merupakan usaha turun temurun dari generasi sebelumnya.
Rotan banyak dimanfaatkan secara komersial karena mempunyai sifat yang lentur, kuat, serta relatif seragam bentuknya.
Barang-barang Kerajinan Rotan yang umumnya banyak diperdagangkan di tingkat lokal adalah keranjang, meubel, tangkai sapu, kurungan burung, tirai, perangkap binatang, pemukul kasur/permadani, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk
keperluan ekspor umumnya adalah keranjang dan meubel dalam berbagai
model/bentuk. Karena banyaknya jenis dan model produk Kerajinan Rotan yang ada, maka dalam Laporan MKPKT industri pengguna bahan baku rotan ini dibatasi
model meubel (kursi, meja, kursi sofa) model Bahama yang mempunyai pasar kuat
di luar negeri.
Peluang usaha industri berbahan baku rotan dapat dilihat antara lain dari
meningkatnya volume produksi dan ekspor (untuk pasar luar negeri). Dalam
kondisi ekonomi di dalam negeri yang masih lesu dimana daya beli masyarakat
turun, pasar ekspor merupakan pilihan penting. Disamping itu, industri berbahan
baku rotan ini mempunyai kandungan lokal (local
content) yang sangat tinggi sehingga tidak terlalu tergantung pada impor bahan baku. Bahan baku rotan banyak
diperoleh dari hutan dan sebagian dari hasil budidaya. Industri ini banyak
menyerap tenaga kerja. Dengan demikian secara nasional pengembangan usaha ini
akan memberikan dampak positif terhadap pemanfaatan sumber daya alam Indonesia
secara optimal dan menghasilkan devisa serta perluasan tenaga kerja.